Saturday 1 June 2013
Tanpa Mu
Senyum Mu.........
Tawa Mu.........
Wajah Mu.........
Sungguh Aku rindu.........
Rinduku
buat ku gila
Sehari
tanpa Mu
Serasa
se-tahun bagi Ku
Aku
telah terpikat oleh sosokmu
Sosok yang Aku puja
selama ini
Kenangan Kelam
Dulu kita berdua...........
Sekarang tinggal kenangan..............
Kenangan terindah saat kita berdua...........
Sia-sia sudah begitu saja.............
Kini
Aku dan kau.........
Mencari
hidup baru...........
Mencari
pasangan yang lebih baik..........
Aku
dan kau terasa jauh sekrang..........
Begitu indah saat-saat kita berdua
Pesan sang putra raja
Alkisah di negeri baghdad ( sekarang adalah nama kota negara irak ), ada
seorang anak sedang mencari sebuah pekerjaan. Setelah beberapa hari berjalan
seorang diri, ia bertemu dengan seorang kakek yang membutuhkan seorang pekerja untuk
waktu tiga hari.
Terjadilah saling tawar antara kakek dan
anak tersebut, hingga akhirnya anak itu mengajukan sebuah persyaratan:
“ bila kakek setuju, saya akan bekerja
disini. Namun ada satu permintaan yang harus kakek penuhi.”
“permintaan apa itu, nak ?” tanya si
kakek.
“begini, kek. Bila waktu sholat
izinkanlah saya istirahat karena saya akan sholat. Setelah itu saya akan
bekerja kembali.”
“oh.........itu permintaanmu, nak. Kalau
begitu silahkan saja.”
“terimah kasih kek!”
Setelah ‘itu permintaan itu
diluluskan,anak tersebut bekerja di tempat
WASERBA(Warung Serba Ada)
Di sebuah
kebun tumbuhlah berbagai jenis tanaman. Semua tumbuh dengan asri. Udara sekitar
kebun sejuk dan nyaman.
Pada
suatu hari terdengar percakapan dikebun itu.
Pohon sawo, sambil
menggeliat berkata: “Aku heran. Untuk apa kamu ditanam, wuluh? Buahmu amat masam. Mana ada
orang yang mau memakanmu?”
Pepaya: “betul
wo, belimbing wuluh tak ada gunanya. Lain dengan kita. Buah kita disukai orang.
Tebal dagingnya, manis rasanya, sedap.”(pepaya mencibir belimbing wuluh).
Belimbing wuluh: “Siapa bilang aku tak berguna? Orang
memakai buahku untuk bumbu ikan. Aku dapat dijadikan obat batuk, hebat. . .kan.
kamu sawo, kulitmu gelap cokelat, jelek.”
Subscribe to:
Posts (Atom)